Mengerikan!!! Inilah Makanan Penghuni Neraka
Bismillah…
Ketika mendengar kata “neraka”, yang
tergambar dalam benak adalah kengerian dan siksaan yang teramat pedih. Tidak
ada naluri manusia yang menerjemahkan kata ini dengan hal yang dicita-citakan
atau diharapkan. Sebejat apapun orang, tak akan mau menjadi penghuni neraka.
Bahkan orang yang tidak mengimani Allah dan Rasul-Nya sekalipun.
Neraka, dengan berbagai macam siksa
di dalamnya semakin terbayang mengerikan ketika kita mengetahui menu makan yang
disediakan untuk penghuninya adalah makanan dan minuman yang amat menjijikan
dan semakin menambah pedihnya siksa.
Lantas apa saja menu makan penghuni
neraka? Mari simak penjelasan di bawah ini.
Pertama, buah Zaqum
Adalah buah dari pohon yang tertanam
di dasar Jahanam. Buah ini akan membuat perut orang yang memakannya
bergolak-golak, seperti air yang mendidih. Allah berfirman,
إِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّومِ ﴿٤٣﴾ طَعَامُ الْأَثِيمِ﴿٤٤﴾ كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ ﴿٤٥﴾ كَغَلْيِ الْحَمِيمِ ﴿٤٦﴾
“Sungguh pohon zaqqum itu adalah
makanan bagi orang-orang yang berbuat dosa. Rasanya seperti lelehan logam
yang mendidih di dalam perut, seperti air mendidih yang amat panas” (QS.
Ad-Dukhan: 43-46).
Allah ‘azza wa jalla juga
menerangkan,
أذَٰلِكَ خَيْرٌ نُّزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ ﴿٦٢﴾ إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِّلظَّالِمِينَ ﴿٦٣﴾إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ ﴿٦٤﴾ طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ ﴿٦٥﴾
“Makanan surga yang disediakan
untuk orang-orang mukmin itu lebih baik ataukah pohon zaqqum yang disediakan
untuk orang-orang kafir yang lebih baik?
Kami telah menjadikan pohon Zaqum
itu sebagai azab bagi orang-orang kafir dan musyrik dalam neraka.
Pohon zaqum itu adalah pohon
yang tumbuh di dasar neraka jahim. Buahnya seperti kepala setan yang
menyeramkan” (QS.
As-Shaffat: 62-65).
Ini menunjukkan, di samping rasa
buah ini yang begitu menjinjikkan, bentuknya juga mengerikan. Sampai
digambarkan pada ayat ini, buahnya seperti kepala setan.
Meski kita belum pernah melihat
kepala setan, namun tergambarkan dalam jiwa kita, bahwa kepala setan itu sangat
mengerikan dan menjijikkan (Lihat: tafsir Al-Qurtubi, tafsiran ayat 65, surat
As-Shaffat).
Allah ‘azza wa jalla juga menyebut pohon
zaqum sebagai pohon yang terlaknat (syajarah mal’unah).
وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُونَةَ فِي الْقُرْآنِ
“Sebuah pohon yang terlaknat”
(QS. Al-Isra’: 60).
Syaikh Thahir bin ‘Asur rahimahullah
menerangkan,
وقيل معنى الملعونة : أنها موضوعة في مكان اللعنة ، وهي الإبعاد من الرحمة ; لأنها مخلوقة في موضع العذاب ، وفي الكشاف : قيل تقول العرب لكل طعام ضار : ملعون
“Ada ulama yang menjelaskan
terlaknat pada ayat ini maksudnya, pohon itu terletak di tempat yang terlaknat
(neraka), artinya dijauhkan dari rahmat Allah, karena pohon itu diciptakan di
tempat azab. Dalam kitab al-kassyaf dijelaskan, ada ulama yang menerangkan
bahwa orang arab biasa menyebut pohon yang berbahaya dengan sebutan mal’un
(pohon terlaknat) (At-Tahrir wa At-Tanwir, hal. 148).
Namun mereka terpaksa memakannya,
karena mereka merasakan lapar yang sangat dahsyat. Dan tak ada makanan, kecuali
makanan menjijikkan dan mengerikan, seperti zaqum.
Mereka berharap dengan makan, dapat
beristirahat sejenak, setelah sepanjang waktu menjalani perihnya siksa.
Ternyata, pada menu makan yang tersaji merupakan siksaan tersendiri yang
semakin menambah sengsara.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
menjelaskan ngerinya makanan penghuni neraka yang satu ini,
لو أن قطرة من الزقوم قطرت في بحار الدنيا لأفسدت على أهل الدنيا معايشهم فكيف بمن يكون طعامه
“Kalaulah saja setetes dari zaqum
menetes di lautan yang ada di dunia, niscaya akan menimbulkan kerusakan
terhadap penghidupan penduduk dunia” (HR. At-Tirmidzi, no. 2585). Lantas
bagaimana halnya dengan orang yang mana makanannya adalah zaqum?
Tak terbayang, bagaimana ngerinya
keadaan neraka. Semoga Allah menyelamatkan kita dari siksa neraka, dan
mengumpulkan kita di surga-Nya.
Kedua, Hamim
Setelah mereka memakan buah zaqum,
perut mereka mendidih seperti mendidihnya air. Merekapun mencari minuman untuk
meredakan panas dalam perutnya. Bukan air segar yang menyejukkan yang
didapat, namun ternyata minuman yang justru semakin menambah panas, yaitu Hamim.
Dalam ayat lanjutan dari ayat-ayat
tentang zaqum di atas dijelaskan,
فَإِنَّهُمْ لَآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ﴿٦٦﴾ ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِّنْ حَمِيمٍ ﴿٦٧﴾
“Orang-orang kafir dan musyrik
itu akan memakan sebagian dari buah pohon zaqum itu. Namun tidak menjadikan
mereka kenyang. Kemudian orang-orang kafir itu akan mendapatkan hamim; minuman
air mendidih yang sangat panas” (QS. As-Shaffat: 66-67).
Hamim adalah, terang As-Suddi,
الحميم الذي قد انتهى حره
“Air yang mendidih sampai pada titik
didih yang terakhir” (Tafsir At-Thabari, 21/227).
Syaikh As-Sa’di menambahkan,
ماء حار، قد اشتد حره، يشربونه فَيقَطعُ أمعاءهم
“Hamim adalah air yang sangat panas,
penduduk neraka meminum air ini sampai menyebabkan usus-usus mereka terputus”
(Tafsir As-Sa’di, tafsiran ayat 57 surat Shad).
Ketiga, Ghassaq
Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman,
لَّا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا ٢٤ إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا ٢٥
“Penduduk neraka tidak merasakan
kesejukan di dalamnya dan tidak pula mendapat minuman, selain hamim dan
ghassaq” (QS.
An-Naba’: 24-25).
Kita telah mengenal hamim
sebagai minuman yang sangat panas, maka kali ini kita akan mengenal ghassaq.
Apa itu ghassaq?
Terdapat dua tafsiran untuk makna ghassaq:
Pertama, ghassaq adalah
minuman super dingin yang disuguhkan untuk penduduk neraka.
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma
menerangkan makna ghassaq,
هو الزمهرير يخوفهم ببرده
“Minuman yang sangat dingin, benda
ini membuat takut penduduk neraka karena kedinginannya.”
Mujahid rahimahullah
menyatakan,
هو الثلج البارد الذي قد انتهى برده
“Es yang dingin, sampai pada
puncaknya suhu dingin.”
Dari sini kita mengetahui, bahwa
siksaan di neraka tidak selamanya berupa api yang panas, ternyata ada jenis
azab yang bentuknya dingin yang amat mematikan.
Betapa mengerikannya keadaan di
neraka, penghuninya menjalani siksaan dengan ditemani api yang membakar, makanan
yang mendidih di perut, lalu disuguhi minuman ghassaq yaitu minuman yang
super dingin, menyebabkan tubuh mereka rusak dan semakin merasakan perihnya
siksaan.
Kedua, cairan menjijikkan yang
keluar dari tubuh penduduk neraka.
Salah seorang ulama tafsir bernama
Athiyyah bin Sa’id rahimahullah menjelaskan,
هو الذي يَسيل من جلودهم
“Ghassaq adalah cairan yang keluar dari
kulit-kulit penduduk neraka.”
Ikrimah rahimahullah menerangkan,
ما يخرج من أبصارهم من القيح والدم
“Cairan nanah dan darah yang keluar
dari mata penduduk neraka.”
(Lihat: tafsir At-Thabari, pada
tafsiran surat An-Naba’ ayat 25-26).
Keempat, Dhari’
Dalam surat Al-Ghasyiyah ayat ke 6
dinyatakan,
لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍ ٦
“Mereka tiada memperoleh makanan
selain dhari’.”
Apa itu dhari’?
Dhari’ adalah sejenis tumbuhan berduri
yang tumbuh di wilayah Hijaz. Penduduk Hijaz biasa menyebutnya syibriq, ketika
sudah mengering, mereka menamainya dhari’.
Tumbuhan ini sangat beracun, sampai
hewanpun tak ada yang berani mendekatinya, karena ketika memakan daun atau buah
dari tumbuhan ini, seketika itu dia akan mati. (lihat: tafsir Ibnu Katsir pada
tafsiran surat Al-Ghasyiyah ayat ke 6).
Persamaan nama dhari’ di
akhirat dengan dhari’ yang ada di dunia, tidak mengharuskan persamaan
hakikat. Sebagaimana disinggung dalam makna perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu
’anhuma,
ليس في الدنيا من الجنة شيء الا الأسماء
“Tidak ada sesuatupun yang serupa di
dunia ini dengan yang di surga, kecuali hanya serupa pada nama saja.”
Hakikat dhari’ di akhirat,
tentu lebih mengerikan dari wujudnya di dunia. Di dalam tafsir Ibnu Katsir
diterangkan,
وأما في الدنيا فان الضريع : الشوك اليابس الذي ليس له ورق, تدعوه العرب الضريع, وهو في الأخرة شوك من النار
Dhari’ di dunia adalah tumbuhan kering
berduri yang tidak memiliki daun lebar, orang-orang arab biasa menyebutnya dhari’.
Adapun di akhirat, dhari’ adalah tumbuhan yang memiliki duri dari api.
(lihat tafsir Ibnu Katsir pada
tafsiran surat Al-Ghasyiyah ayat ke 6).
Kelima, Ghisliin
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ ٣٦
“Tiada pula makanan sedikitpun bagi
penduduk neraka itu kecuali ghisliin” (QS. Al-Haqqah: 36).
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma
menafsirkan makna ghisliin,
صديد أهل النار
“Nanahnya penduduk neraka.”
Dalam riwayat lain, beliau
menjelaskan,
ما يخرج من لحومهم
“Cairan yang keluar dari daging
penduduk neraka.”
(lihat : Tafsir At-Thobari untuk
tafsiran surat Al-Haqqah ayat 36).
Takutnya Salafusshalih Ketika
Mengetahui Makanan Penduduk Neraka
Syu’bah meriwayatkan dari Sa’id bin
Ibrahim, beliau mengatakan, “Sahabat Abdurrahman bin Auf datang memenuhi
undangan makan malam di hari beliau berpuasa. Lalu beliau membaca sebuah ayat,
إِنَّ لَدَيْنَا أَنكَالًا وَجَحِيمًا ١٢ وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا ١٣
“Sesungguhnya pada sisi Kami ada
belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala. Dan makanan
yang menyumbat di kerongkongan serta azab yang pedih” (QS. Al-Muzammil: 12-13).
Sai’id bin Ibrahim melanjutkan cerita,
فلم يزل يبكي حتى رفع طعامه وما تعشى وانه لصائم
“Abdurrahman bin Auf terus-menerus
menangis sampai hidangan makan diberesi dan beliau tidak sempat makan malam,
padahal seharian beliau berpuasa.”
Imam Ahmad bin Hambal pernah
mengatakan,
الخوف يمنعني من أكل الطعام والشراب فلا أشتهيه
“Rasa takut menghalangiku untuk
makan dan minum, aku tidak nafsu untuk makan.”
(Lihat: At-Takhwif min An-Naar,
hal. 155).
Demikian yang bisa kami sampaikan.
Semoga Allah menyelamatkan kami dan pembaca sekalian dari siksa neraka serta
mengumpulkan kita semua di surga-Nya.
Wallahu a’lam bis shawab..
آمين يارب العا لمين